Jumat, 01 April 2011

Ilmu Sihir Dalam Film Harry Potter

Dalam kisah-kisahnya, Harry Potter diceritakan menuntut ilmu di Hogwarts, sekolah khusus penyihir. Di sana ia diberi pelajaran-pelajaran seperti Herbologi, Arithmancy, dan Astronomi. Ada pula pelajaran sihir seperti Ramuan sihir, Perlindungan terhadap hewan liar, Ramalan, Transfigurasi, pelajaran sapu terbang, dan banyak lagi.

Apakah ilmu-ilmu itu hanya ada dalam khayalan J.K. Rowling? Pertanyaan ini mungkin kerap muncul di benak pembaca Harry Potter. Jawabnya, meski buku Rowling tergolong fiksi, terlebih bicara soal ilmu sihir, bukan berarti ia membuatnya berdasar khayalan seratus persen. Beberapa mata pelajaran yang diajarkan guru-guru Hogwarts memang benar-benar ada di alam nyata.

Herbologi

Herbologi yang diajarkan Profesor Sprout bukanlah omong kosong Rowling belaka. Ilmu yang mengajarkan ihwal pengobatan dengan menggunakan tanaman ini bahkan sudah ada sejak 4.000 tahun silam. Berdasar informasi yang dirangkum www.viabel-herbal.com, pengobatan dengan tanaman sudah disebut-sebut dalam kitab Injil. Herbologi sendiri berasal dari kata ”herb”, singkatan dari ”herbe” yang dalam bahasa Latin adalah ”herba” yang berarti tumbuhan.
Saat ini kata ”herb” dalam bahasa Inggris dikaitkan dengan tetumbuhan yang bisa dipakai sebagai obat suatu penyakit, bisa bagian akar, daun, bunga, biji dan sebagainya.
Ada beberapa asal metode pengobatan dengan memakai tanaman yang dipakai saat ini. Sebut saja metode Eropa, Amerika Asli, Cina, Ayuverdik atau herbalisme Barat. Walau mempunyai perbedaan terminologi, ada kesamaan yang menyatukan berbagai metode tersebut. Semuanya sama-sama mengobati penyakit dalam tubuh manusia secara keseluruhan dengan memanfaatkan energi tumbuhan agar terjadi sinergi alam dalam tubuh tiap individu.
Karena banyak metode yang dipakai, banyak pula cara untuk mengklasifikasikan tumbuhan obat. Beberapa metode yang dipakai bertahun-tahun mengklasifikasikan tanaman berdasar bagian pohon. Ada pula klasifikasi berdasar keluarga botanikal, warna atau morfologi. Metode Cina misalnya memiliki klasifikasi yang kompleks berdasar ”chi” alias konsep energi tubuh. Klasifikasi ini cukup berhasil mengorelasikan tubuh manusia dengan kegunaan tanaman obat. Pada dasarnya ada lima klasifikasi besar dalam Herbologi, yakni aromatik, astringent, bitter, mucilaginous dan nutritive. Klasifikasi ini dibuat atas rasa, bau dan kegunaannya. Walau sudah berusia ribuan tahun, sampai sekarang Herbologi masih terus popular. Bahkan produk tanaman obat kian diminati banyak orang belakangan ini.

Ramalan
Ilmu lain yang masuk dalam kurikulum sihir Hogwarts adalah Arithmancy dengan guru Profesor Vector. Ilmu ini memang tidak banyak diceritakan oleh Rowling dalam buku maupun film. Kalau ditelaah, Arithmancy sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Kepercayaan Feng Shui, Hong Shui atau Numerologi masuk dalam kategori ini. Definisi sesungguhnya dari Arithmancy adalah metode ramalan dengan menggunakan angka-angka yang dipakai orang Yunani. Peramalan tersebut berkembang meluas dengan penggunaan huruf-huruf yang terdiri atas tiga bagian alfabet yang setiap bagiannya beriisi tujuh huruf. Semua huruf ini dihubungkan dengan tujuh buah planet.
Tentu sudah cukup banyak yang pernah membaca ramalan jodoh dengan mencocokkan nama sepasang kekasih di majalah-majalah. Nah, seperti itulah kira-kira apa yang disebut Arithmancy. Secara luas, Arithmancy mencakup Iching, sistem ramalan Cina kuno. Sesungguhnya Arithmancy ini agak samar pengetiannya dengan ilmu ramalan yang diajarkan Profesor Trelawney di Hogwarts.
Dalam ilmu ramalan, Trelawney mengajarkan bagaimana membaca nasib berdasar daun teh yang kita minum. Ilmu ini bukan bualan Rowling juga sebab ada yang namanya Tasseomancy, seni membaca daun teh. Jenis ramalan ini berasal dari kebiasaan para Gipsy dan berkembang di Inggris. Mereka yang ingin diramal harus minum secangkir teh sampai habis.
Daun teh yang tertinggal di dasar cangkir bentuknya bisa dipakai sebagai dasar ramalan. Konon pembaca daun teh ini harus memiliki keahlian alami. Teh bukan satu-satunya minuman yang bisa diramal. Peramal Italia mengenal pula pembacaan serbuk kopi yang tertinggal di cangkir.
Masih berkaitan dengan ramal-meramal, dikenal pula pembacaan aura, warna aura, papan ouija, grafologi alias meramal tulisan tangan.
Bahkan ada pula meramal melalui suara kerang, yakni meletakkan kerang kosong ke daun telinga dan mencermati suara yang keluar dari situ. Ramalan bisa juga dilakukan dengan pendulum seperti yang dilakukan ahli ramal Romawi, juga Nostradamus dari Prancis. Orang Mesir lebih senang meramal mimpi.
Ilmu ramalan ini ternyata mempunyai banyak sekali cabang dan jenis. Tidak ketinggalan juga meramal nasib dengan kartu Tarot atau kartu remi biasa. Mungkin juga dengan bola kristal. Menggelikan memang kalau mengetahui bagaimana nasib bisa ditentukan oleh bentuk burung seperti dalam Ornithomancy atau batu yang dilempar ke air dalam Lecanomancy.
Bahkan ada yang meramal berdasar bentuk kue (Critomancy), bahkan juga roti! Namun kita tak bisa menertawakan semua metode itu sebab terbukti peminat dunia ramal-meramal masih cukup banyak, termasuk orang Indonesia yang punya kebiasaan sendiri. Kita punya primbon peramal 1001 mimpi serta horoskop Jawa juga.

Astronomi dan Sapu Terbang

 
Disebut juga dalam buku Harry Potter bahwa murid-murid Hogwarts mempelajari ilmu Astronomi, dipimpin oleh guru mereka Profesor Sinistra. Pada salah satu serinya dikatakan oleh Rowling sesungguhnya ilmu Astronomi ini dikuasai oleh para Centaur, makhluk bertubuh kuda berkepala manusia yang hidup di Hutan Terlarang. Mereka cukup piawai dalam ilmu perbintangan.
Pada realitas, manusia mempelajari Astronomi sejak 3.000 tahun sebelum Masehi.
Di masa itu dipelajari ihwal matahari, bulan serta perubahan musim. Orang-orang Babilonia dikenal yang pertama yang mempelajari ruang angkasa dan mengaitkannya dengan legenda serta mitos bintang-bintang. Dari studi tentang rasi bintang ini berkembang cabang Astronomi, yakni Astrologi. Di belahan timur, orang Cina juga populer sebagai astronom andal. Disusul kemudian oleh orang Yunani yang mengembangkan Astronomi dengan ilmu pengetahuan yang lebih canggih. Mereka terkenal dengan tokoh-tokoh filsuf perbintangan seperti Thales atau Anaximander yang pertama kali memaparkan mengenai horison.
Pada tahun 300 sebelum Masehi, Plato dan Aristoteles muncul dengan teorinya mengenai bumi berbentuk bulat.
Kemudian Ariastarchus mengajukan ide bahwa matahari adalah pusat dari semua ruang angkasa.
Astronomi ini berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang sampai sekarang berkontribusi besar pada kemajuan penerbangan antariksa. Tanpa astronom terkemuka Galileo Galilei, orang pertama yang menggunakan teleskop, maka manusia tidak akan pernah mampu menerbangkan pesawat antariksa.
Sementara ilmu sihir secara keseluruhan yang banyak diulas Rowling sendiri dikenal sebagai suatu kepercayan. Witchcraft alias ilmu sihir dalam bahasa Inggris berasal dari kata ”wicca” yang berarti agama bumi dengan kekuatan alam antara planet dan bintang-bintang. Penyihir ini menyembah dewa-dewa yang menjadi simbol alam. Secara etnis, kepercayaa sihir sendiri sangat beragam. Di awal sejarah agama Kristen, penyihir berasal dari beberapa etnis seperti Yunani, Normandia, Finlandia.
Sapu terbang yang digambarkan sebagai kendaraan para penyihir merupakan sebuah alat seremonial. Di pedalaman Eropa pada masa sebelum agama Kristen, petani penganut sihir kerap melakukan seremonial menunggangi sapu dan berlari di lahan pertaniannya. Mereka percaya bahwa dengan demikian maka benih tanaman akan cepat tumbuh. Atau ada juga tradisi melompati sapu agar tanaman bisa tumbuh subur setinggi kemampuan mereka melompat.
Dari semua uraian di atas terbukti sudah bahwa JK.Rowling menulis Harry Potter bukan hanya atas khayalan belaka. Mantan sekretaris penerbitan yang kini mereguk banyak sukses tersebut menulis kisah Harry dan kawan-kawan dengan beragam pengetahuan pula. Ingin belajar salah satu cabang ilmu sihir Harry Potter? Tidak harus ke Hogwarts, di dunia nyata pun bisa.(SH/merry magdalena)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 01 April 2011

Ilmu Sihir Dalam Film Harry Potter

Dalam kisah-kisahnya, Harry Potter diceritakan menuntut ilmu di Hogwarts, sekolah khusus penyihir. Di sana ia diberi pelajaran-pelajaran seperti Herbologi, Arithmancy, dan Astronomi. Ada pula pelajaran sihir seperti Ramuan sihir, Perlindungan terhadap hewan liar, Ramalan, Transfigurasi, pelajaran sapu terbang, dan banyak lagi.

Apakah ilmu-ilmu itu hanya ada dalam khayalan J.K. Rowling? Pertanyaan ini mungkin kerap muncul di benak pembaca Harry Potter. Jawabnya, meski buku Rowling tergolong fiksi, terlebih bicara soal ilmu sihir, bukan berarti ia membuatnya berdasar khayalan seratus persen. Beberapa mata pelajaran yang diajarkan guru-guru Hogwarts memang benar-benar ada di alam nyata.

Herbologi

Herbologi yang diajarkan Profesor Sprout bukanlah omong kosong Rowling belaka. Ilmu yang mengajarkan ihwal pengobatan dengan menggunakan tanaman ini bahkan sudah ada sejak 4.000 tahun silam. Berdasar informasi yang dirangkum www.viabel-herbal.com, pengobatan dengan tanaman sudah disebut-sebut dalam kitab Injil. Herbologi sendiri berasal dari kata ”herb”, singkatan dari ”herbe” yang dalam bahasa Latin adalah ”herba” yang berarti tumbuhan.
Saat ini kata ”herb” dalam bahasa Inggris dikaitkan dengan tetumbuhan yang bisa dipakai sebagai obat suatu penyakit, bisa bagian akar, daun, bunga, biji dan sebagainya.
Ada beberapa asal metode pengobatan dengan memakai tanaman yang dipakai saat ini. Sebut saja metode Eropa, Amerika Asli, Cina, Ayuverdik atau herbalisme Barat. Walau mempunyai perbedaan terminologi, ada kesamaan yang menyatukan berbagai metode tersebut. Semuanya sama-sama mengobati penyakit dalam tubuh manusia secara keseluruhan dengan memanfaatkan energi tumbuhan agar terjadi sinergi alam dalam tubuh tiap individu.
Karena banyak metode yang dipakai, banyak pula cara untuk mengklasifikasikan tumbuhan obat. Beberapa metode yang dipakai bertahun-tahun mengklasifikasikan tanaman berdasar bagian pohon. Ada pula klasifikasi berdasar keluarga botanikal, warna atau morfologi. Metode Cina misalnya memiliki klasifikasi yang kompleks berdasar ”chi” alias konsep energi tubuh. Klasifikasi ini cukup berhasil mengorelasikan tubuh manusia dengan kegunaan tanaman obat. Pada dasarnya ada lima klasifikasi besar dalam Herbologi, yakni aromatik, astringent, bitter, mucilaginous dan nutritive. Klasifikasi ini dibuat atas rasa, bau dan kegunaannya. Walau sudah berusia ribuan tahun, sampai sekarang Herbologi masih terus popular. Bahkan produk tanaman obat kian diminati banyak orang belakangan ini.

Ramalan
Ilmu lain yang masuk dalam kurikulum sihir Hogwarts adalah Arithmancy dengan guru Profesor Vector. Ilmu ini memang tidak banyak diceritakan oleh Rowling dalam buku maupun film. Kalau ditelaah, Arithmancy sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Kepercayaan Feng Shui, Hong Shui atau Numerologi masuk dalam kategori ini. Definisi sesungguhnya dari Arithmancy adalah metode ramalan dengan menggunakan angka-angka yang dipakai orang Yunani. Peramalan tersebut berkembang meluas dengan penggunaan huruf-huruf yang terdiri atas tiga bagian alfabet yang setiap bagiannya beriisi tujuh huruf. Semua huruf ini dihubungkan dengan tujuh buah planet.
Tentu sudah cukup banyak yang pernah membaca ramalan jodoh dengan mencocokkan nama sepasang kekasih di majalah-majalah. Nah, seperti itulah kira-kira apa yang disebut Arithmancy. Secara luas, Arithmancy mencakup Iching, sistem ramalan Cina kuno. Sesungguhnya Arithmancy ini agak samar pengetiannya dengan ilmu ramalan yang diajarkan Profesor Trelawney di Hogwarts.
Dalam ilmu ramalan, Trelawney mengajarkan bagaimana membaca nasib berdasar daun teh yang kita minum. Ilmu ini bukan bualan Rowling juga sebab ada yang namanya Tasseomancy, seni membaca daun teh. Jenis ramalan ini berasal dari kebiasaan para Gipsy dan berkembang di Inggris. Mereka yang ingin diramal harus minum secangkir teh sampai habis.
Daun teh yang tertinggal di dasar cangkir bentuknya bisa dipakai sebagai dasar ramalan. Konon pembaca daun teh ini harus memiliki keahlian alami. Teh bukan satu-satunya minuman yang bisa diramal. Peramal Italia mengenal pula pembacaan serbuk kopi yang tertinggal di cangkir.
Masih berkaitan dengan ramal-meramal, dikenal pula pembacaan aura, warna aura, papan ouija, grafologi alias meramal tulisan tangan.
Bahkan ada pula meramal melalui suara kerang, yakni meletakkan kerang kosong ke daun telinga dan mencermati suara yang keluar dari situ. Ramalan bisa juga dilakukan dengan pendulum seperti yang dilakukan ahli ramal Romawi, juga Nostradamus dari Prancis. Orang Mesir lebih senang meramal mimpi.
Ilmu ramalan ini ternyata mempunyai banyak sekali cabang dan jenis. Tidak ketinggalan juga meramal nasib dengan kartu Tarot atau kartu remi biasa. Mungkin juga dengan bola kristal. Menggelikan memang kalau mengetahui bagaimana nasib bisa ditentukan oleh bentuk burung seperti dalam Ornithomancy atau batu yang dilempar ke air dalam Lecanomancy.
Bahkan ada yang meramal berdasar bentuk kue (Critomancy), bahkan juga roti! Namun kita tak bisa menertawakan semua metode itu sebab terbukti peminat dunia ramal-meramal masih cukup banyak, termasuk orang Indonesia yang punya kebiasaan sendiri. Kita punya primbon peramal 1001 mimpi serta horoskop Jawa juga.

Astronomi dan Sapu Terbang

 
Disebut juga dalam buku Harry Potter bahwa murid-murid Hogwarts mempelajari ilmu Astronomi, dipimpin oleh guru mereka Profesor Sinistra. Pada salah satu serinya dikatakan oleh Rowling sesungguhnya ilmu Astronomi ini dikuasai oleh para Centaur, makhluk bertubuh kuda berkepala manusia yang hidup di Hutan Terlarang. Mereka cukup piawai dalam ilmu perbintangan.
Pada realitas, manusia mempelajari Astronomi sejak 3.000 tahun sebelum Masehi.
Di masa itu dipelajari ihwal matahari, bulan serta perubahan musim. Orang-orang Babilonia dikenal yang pertama yang mempelajari ruang angkasa dan mengaitkannya dengan legenda serta mitos bintang-bintang. Dari studi tentang rasi bintang ini berkembang cabang Astronomi, yakni Astrologi. Di belahan timur, orang Cina juga populer sebagai astronom andal. Disusul kemudian oleh orang Yunani yang mengembangkan Astronomi dengan ilmu pengetahuan yang lebih canggih. Mereka terkenal dengan tokoh-tokoh filsuf perbintangan seperti Thales atau Anaximander yang pertama kali memaparkan mengenai horison.
Pada tahun 300 sebelum Masehi, Plato dan Aristoteles muncul dengan teorinya mengenai bumi berbentuk bulat.
Kemudian Ariastarchus mengajukan ide bahwa matahari adalah pusat dari semua ruang angkasa.
Astronomi ini berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang sampai sekarang berkontribusi besar pada kemajuan penerbangan antariksa. Tanpa astronom terkemuka Galileo Galilei, orang pertama yang menggunakan teleskop, maka manusia tidak akan pernah mampu menerbangkan pesawat antariksa.
Sementara ilmu sihir secara keseluruhan yang banyak diulas Rowling sendiri dikenal sebagai suatu kepercayan. Witchcraft alias ilmu sihir dalam bahasa Inggris berasal dari kata ”wicca” yang berarti agama bumi dengan kekuatan alam antara planet dan bintang-bintang. Penyihir ini menyembah dewa-dewa yang menjadi simbol alam. Secara etnis, kepercayaa sihir sendiri sangat beragam. Di awal sejarah agama Kristen, penyihir berasal dari beberapa etnis seperti Yunani, Normandia, Finlandia.
Sapu terbang yang digambarkan sebagai kendaraan para penyihir merupakan sebuah alat seremonial. Di pedalaman Eropa pada masa sebelum agama Kristen, petani penganut sihir kerap melakukan seremonial menunggangi sapu dan berlari di lahan pertaniannya. Mereka percaya bahwa dengan demikian maka benih tanaman akan cepat tumbuh. Atau ada juga tradisi melompati sapu agar tanaman bisa tumbuh subur setinggi kemampuan mereka melompat.
Dari semua uraian di atas terbukti sudah bahwa JK.Rowling menulis Harry Potter bukan hanya atas khayalan belaka. Mantan sekretaris penerbitan yang kini mereguk banyak sukses tersebut menulis kisah Harry dan kawan-kawan dengan beragam pengetahuan pula. Ingin belajar salah satu cabang ilmu sihir Harry Potter? Tidak harus ke Hogwarts, di dunia nyata pun bisa.(SH/merry magdalena)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar